Malang - Arema FC menjalani pekan pertama BRI Super League 2025/2026 di kandang sendiri, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (11-8-2025).
Sebuah beban berat ada di kubu Arema FC ketika menjamu PSBS Biak karena laga pertama di kandang tidak pernah mudah. Ditambah lagi laga ini bertepatan dengan ulang tahun Arema yang ke-38 tahun.
Terkait beban tersebut, pelatih Arema, Marcos Santos, mengaku sudah terbiasa. Hal seperti ini selalu ada di sebuah klub besar. Pelatih berusia 46 tahun itu juga memikul beban tersebut.
Jika gagal memberikan kemenangan, dia bakal merasakan hujatan dari fans, Aremania, terutama di media sosial. Hal yang selama ini sering terjadi kepada pelatih-pelatih Singo Edan ketika prestasi tim sedang buruk.
"Tentang suporter, di Brasil juga seperti ini. Sudah biasa terjadi di tim besar. Termasuk pergantian pelatih di tengah jalan. Hal itu juga terjadi di Brasil," kata Marcos.
Son Heung-Min resmi menjalani debutnya bersama Los Angeles FC di MLS. Turun sebagai pemain pengganti, bintang Korea Selatan itu langsung memenangi penalti krusial yang menyelamatkan LAFC dari kekalahan melawan Chicago Fire. Inilah kisah lengkap debut...
Pertandingan Spesial
Marcos Santos sebelumnya menghabiskan karier di negara asalnya, Brasil. Dia pernah menangani beberapa klub kasta tertinggi, seperti Coritiba FC, EC Bahia, Figueirense FC, dan Chapecoense.
Kendati bukan tim papan atas, tekanan alias pressure di kasta tertinggi Brasil tetap dirasakannya.
Itulah mengapa, Marcos tidak ingin mengecewakan suporter dan manajemen Arema FC sejak pekan pertama dimulai.
"Tentu pertandingan pertama ini spesial. Kami tidak ingin mengecewakan suporter," tegasnya.
Sudah Terbiasa Tekanan
Hal senada disampaikan bek asing Arema asal Brasil, Luiz Gustavo. Bek berusia 31 tahun ini sudah terbiasa menghadapi tekanan dari suporter sendiri.
"Kami pernah bermain di Seri A (kasta tertinggi), Brasil. Kompetisi dengan suporter yang lebih sulit," ungkapnya.
Jika melihat dari pengalaman bermain Luiz di Brasil, dia sudah ditempa beberapa klub besar, seperti Palmeiras dan Vasco da Gama sehingga tekanan dari suporter sudah biasa dirasakannya.
"Karena itu, sekarang saya di Arema. Jadi, ada tanggung jawab membuat suporter tidak kecewa," kata Gustavo.
Aroma Khas Samba
Sebagai catatan, musim ini Arema banyak mendatangkan pemain asing dari Brasil. Selain Luiz, ada Paulinho Moccelin, Odivan Koerich, Valdeci Moreira dan Matheus Blade. Sebelumnya, Singo Edan punya Lucas Frigeri dan Dalberto Luan yang dipertahankan dari musim lalu.
Dari nama-nama tersebut, dua di antaranya sudah ditempa kerasnya kompetisi Seri A, Brasil, yakni Paulinho Moccelin dan Luiz Gustavo. Sedangkan pemain lainnya merasakan Seri B dan C.
Meski begitu, pelatih Arema merasa kemampuan mereka sudah mumpuni untuk berkiprah di Super League, tinggal bagaimana mereka beradaptasi dengan karakter sepak bola Indonesia plus tekanan di media sosial.
Pasalnya saat pramusim, sudah ada satu pemain Arema yang mendapatkan "shock therapy", yakni Paulinho.
Akun instagram sang pemain diserang fans Timnas Indonesia karena membuat Ole Romeny cedera saat berduel di Piala Presiden 2025. Sejak itu terlihat Paulinho bermain lebih hati-hati karena keluarganya yang tinggal di Brasil juga tak luput dari hujatan netizen Indonesia.